Rumah
Alat
Dokumen
Pencarian
  • Harga
  1. Rumah
  2. Blog
  3. Blog Pendidikan
  4. Pengajaran Jarak Jauh: Tantangan & Kesempatan
220803 EducationSoftware

Pengajaran Jarak Jauh: Tantangan & Kesempatan

oleh Jen

Kamu juga dapat membaca artikel ini di Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan Portugis.

Dengan peralihan paksa ke ruang kelas jarak jauh, guru harus menghadapi tantangan dan mengambil kesempatan di ruang belajar jarak jauh.

Ruang kelas jarak jauh memungkinkan berlanjutnya pendidikan di lingkungan jarak jauh dan ini tersedia untuk melayani siswa yang menimba ilmu. Seperti yang dikatakan sebelumnya, guru di lingkungan inilah yang berperan besar dalam keberhasilan kelas jarak jauh, sebuah fakta yang disertai tantangan dan peluang baru yang terkait dengan ruang kelas tradisional.

Apa Itu Pengajaran Jarak Jauh?

 

Pengajaran jarak jauh mendefinisikan ruang kelas jarak jauh dari perspektif guru. Peralihan baru-baru ini ke lingkungan kelas jarak jauh telah mengharuskan guru menyampaikan pelajaran, melakukan penilaian, dan berkomunikasi dengan siswa mereka melalui perangkat lunak dan teknologi.

Apa Saja Tantangan Yang Menyertai Pengajaran Jarak Jauh?

 
2020-12-09 – Pengajaran Jarak Jauh: Tantangan & Kesempatan – Kelas Online

Foto oleh Julia M Cameron dari Pexels.

Guru menghadapi banyak tantangan di lingkungan ruang kelas tradisional. Saat beberapa tantangan ini tidak lagi ditemui di ruang kelas jarak jauh, yang lainnya diperburuk dengan lingkungan baru ini, yang juga membawa tantangan baru tersendiri untuk pengalaman pembelajaran jarak jauh.

Pembatasan Hubungan Manusia

Ruang kelas tradisional telah lama menjadi tempat untuk hubungan manusia yang nyata antara guru dengan siswa mereka. Ikatan ini dapat terbentuk antara guru dan siswa sebagai kelompok saat mereka berinteraksi dengan materi pelajaran, atau bahkan secara empat mata saat guru membimbing seorang siswa memahami materi pelajaran yang sulit, atau bahkan menghadapi masalah pribadi yang terjadi di rumah. Di lingkungan tradisional, kedekatan memberi guru dan siswa kesempatan untuk berinteraksi, berbagi, dan menjalin ikatan.

Meskipun lingkungan jarak jauh memiliki peluang yang sama, lingkungan ini memang menantang ruang untuk waktu one-on-one secara spontan, atau mengatasi tantangan atau masalah dengan siswa dengan cara yang lebih pribadi. Namun, ini bukan berarti bahwa guru tidak dapat berinteraksi dengan siswa mereka; itu hanya berarti bahwa guru harus lebih perhatian dan peka terhadap kebutuhan siswanya, serta menyampaikan perlunya menjadwalkan waktu one-on-one dengan mereka.

Bahasa Tubuh Yang Dibisukan

Komunikasi jarak jauh antara guru dan siswa bisa jadi efektif, namun beberapa titik komunikasi yang lebih halus, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan ekspresi mikro dapat dengan mudah tersingkirkan lewat video. Meskipun elemen-elemen bahasa tubuh ini bukanlah yang terpenting, mereka menambahkan kekayaan ke pengalaman belajar dengan menyampaikan nada, emosi, kehangatan, dan kepedulian.

Kehadiran & Wewenang

Banyak guru merasa tertantang dalam hal menegaskan wewenang mereka dalam ruang kelas jarak jauh, dengan alasan bahwa kehadiran fisik dan kedekatan jarak dengan siswa saja membantu menyampaikan keseriusan, menegaskan wewenang, dan menarik perhatian siswa mereka.

Di lingkungan kelas jarak jauh, yang dapat bertindak sebagai penyeimbang yang baik dalam berbagai situasi, hal yang wajar bagi peran seorang guru untuk tersesat dalam kekacauan dari semua peserta dan kehilangan kendali. Oleh karena itu penting bagi guru jarak jauh untuk menetapkan aturan yang jelas untuk ruang kelas online dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga fokus siswa selama pelajaran berlangsung.

Mengenal Dengan Baik Perangkat Lunak Manajemen Ruang Kelas

Butuh bertahun-tahun untuk menjadi seorang guru dan, meskipun sebagian besar guru telah menggunakan beberapa teknologi atau perangkat lunak di ruang kelas tradisional, lompatan ke lingkungan yang digital sepenuhnya dalam waktu yang sangat singkat, dan di bawah kondisi yang kurang optimal, telah terbukti menantang bagi sebagian besar guru.

Ditambah mendesaknya peralihan digital baru-baru ini, guru tidak hanya harus mengedukasi diri mereka sendiri dan siswa mereka mengenai perangkat lunak manajemen ruang kelas yang tersedia untuk mereka, namun juga memastikan siswa mereka memiliki semua perangkat keras dan perangkat lunak lainnya yang dibutuhkan untuk transisi yang lancar ke ruang kelas digital.

Isolasi Dari Rekan-Rekan

Salah satu sumber daya paling berharga bagi seorang guru adalah guru lainnya. Guru menjalani pekerjaan mereka dengan cara yang berbeda dengan profesi lainnya, dan pengalaman hidup inilah yang memberikan banyak informasi serta bimbingan untuk guru lainnya saat mereka menavigasi tantangan yang sama.

Bekerja atau mengajar dari rumah bisa menjadi hambatan serius bagi koneksi antar guru, karena di saat-saat yang tidak direncanakan dari keseharian seorang gurulah biasanya mereka dapat belajar dari sesama guru atau mendapatkan kebijaksanaan dari mereka di sepanjang jalan.

Sementara isolasi dapat diatasi dengan panggilan video dan konferensi, komunikasi terencana dapat menghilangkan spontanitas dari komunikasi dan dukungan antar guru.

Siswa Yang Tertinggal

Salah satu hal yang paling menantang dari menjadi seorang guru adalah mengetahui atau menemukan seorang siswa tertinggal jauh di kelas, tidak memiliki akses ke sumber daya dasar, atau memiliki sedikit hingga tidak ada dukungan dari rumah. Ini bisa jadi sangat menantang secara emosional, namun dengan kedekatan ke siswa setiap harinya, seorang guru dapat menjadi penyelamat bagi siswa ketika mereka sangat membutuhkannya.

Namun, ruang kelas jarak jauh menghilangkan kedekatan fisik dan rutinitas yang dapat menjadi hiburan serta sistem pendukung penting bagi siswa yang rentan. Lebih dari tantangan yang dihadapi siswa di lingkungan ruang kelas tradisional, ruang kelas jarak jauh menawarkan tantangan lain bagi siswa yang rentan:

  • Tidak memadai atau tidak adanya akses ke perangkat keras, seperti komputer atau laptop
  • Tidak memadai atau tidak adanya akses ke koneksi internet
  • Paparan ke lingkungan yang berisik atau tidak nyaman serta tidak kondusif untuk belajar
  • Akses yang tidak memadai ke nutrisi yang baik
  • Paparan berkelanjutan ke anggota keluarga yang abusive
  • Tekanan untuk menjadi aktif secara ekonomi

Mengelola & Mengatur Sumber Daya Pengajaran Digital

Guru sering disediakan dokumen PDF berukuran besar yang berisikan semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk mengajar selama setahun. Mencetak bahan-bahan, melakukan fotokopi jika diperlukan, dan membagikannya ke siswa adalah proses yang biasa di ruang kelas tradisional, namun proses ini jadi perdebatan di ruang kelas jarak jauh.

Keharusan menyampaikan materi pelajaran digital kepada siswa harusnya mudah, namun ketika PDF berukuran besar perlu dipisahkan, digabungkan, dan halaman perlu dipindahkan, dihapus, atau dinomori, mengelola dokumen dapat menjadi mimpi buruk bagi guru mana pun.

Tidak seperti beberapa tantangan lain terkait dengan ruang kelas jarak jauh, tantangan ini benar-benar berkah yang tersembunyi. Berkat beberapa perangkat lunak manajemen PDF dan dokumen yang berguna serta intuitif di luar sana, guru dapat memanfaatkan alat online untuk mengatur bahan mengajar mereka dan memproduksi mereka kembali dengan cara yang sesuai dan cocok untuk siswa mereka. Bahkan kemungkinan tipe manajemen dokumen digital ini tidak hanya akan menjadi fitur ruang kelas jarak jauh, namun akan tetap bernilai saat dunia kembali ke pengajaran tatap muka.

Apa Saja Kesempatan Yang Menyertai Pengajaran Jarak Jauh?

 
2020-12-09 – Pengajaran Jarak Jauh: Tantangan & Kesempatan – Kelas Online

Foto oleh Julia M Cameron dari Pexels.

Meskipun perpindahan ke ruang kelas digital sangat menakutkan bagi sebagian besar guru, beberapa manfaat dan peluang yang mengejutkan telah didapatkan dari pengalaman mengajar jarak jauh.

Peningkatan Kolaborasi Antara Siswa

Berlawanan dengan ekspektasi, ruang kelas jarak jauh telah menawarkan peluang baru untuk kolaborasi yang lebih mendalam antara siswa. Sementara keberhasilan kolaborasi di ruang kelas tradisional bergantung pada partisipasi siswa, dinamika kelompok, dan kontribusi individu, ruang kelas jarak jauh telah membantu menyeimbangkan lingkungan kolaboratif dengan sejumlah alat dan platform yang melibatkan siswa dengan lebih mudah dan mendorong kontribusi individu mereka.

Fasilitasi Bimbingan Belajar Virtual

Bimbingan belajar setelah sekolah untuk siswa yang membutuhkan interaksi lebih dekat dengan guru dan materi jauh lebih tidak menantang secara logistik di lingkungan virtual. Bimbingan belajar tatap muka mengharuskan guru dan siswa berada di tempat tertentu pada waktu tertentu, yang akan melibatkan manajemen serta perencanaan waktu yang lebih detail, dan, di beberapa kasus, transportasi alternatif.

Bimbingan belajar virtual memberikan guru dan siswa kebebasan untuk terhubung tanpa harus menavigasi logistik untuk berada di tempat yang sama pada waktu yang sama.

Partisipasi Yang Lebih Tinggi Dari Siswa Yang Lebih Pendiam

Siswa yang lebih pendiam atau introvert memiliki wawasan berharga untuk berkontribusi untuk lingkungan ruang kelas, namun di ruang kelas tradisional, mereka sering kali merasa dipaksa untuk tetap diam. Ini berarti bahwa kebanyakan siswa yang paling vokal atau ekstrovert adalah orang-orang yang menonjol dan menavigasi diskusi di ruang kelas.

Karya Susan Cain, penulis, dosen, dan penulis Quiet, menyoroti nilai introvert, seberapa efektifnya pemimpin introvert, bagaimana ekstroversi secara historis dipandang sebagai sifat yang lebih diinginkan, dominan, dan sukses atas introversi, dan bagaimana kita perlu melakukan lebih untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memberikan introvert suara yang setara dengan ekstrovert.

Bila Anda tertarik, cek TED Talk tentang kekuatan introvert milik Susan Cain yang populer.

Jauh dari sempurna, ruang kelas jarak jauh telah menciptakan lingkungan di mana siswa yang lebih pendiam dan introvert merasa dapat berbicara dan berkontribusi dalam diskusi kelas. Walaupun ini mungkin karena adanya jarak yang diciptakan oleh layar, suara-suara introvert sangatlah berharga untuk setiap diskusi kelas, dan merasa didengar dapat menginspirasi siswa yang introvert atau lebih pendiam untuk berkontribusi lebih banyak.

Tingkat Gangguan Yang Lebih Rendah

Beberapa individu membentuk sebuah kelas, namun setiap guru tahu bahwa ketika kelas menjadi gaduh atau mengganggu, seolah-olah kelas memiliki kehidupannya sendiri, menjadikannya tantangan yang berbeda untuk mengembalikan kedamaian dan ketenangannya.

Pembelajaran jarak jauh menawarkan lingkungan belajar yang jauh lebih tidak rentan terhadap gangguan dibanding kelas tradisional, di mana siswa tidak lagi menempati satu area yang sama, melainkan terhubung secara jarak jauh dari ruang pribadi mereka sendiri. Pemisahan dalam dinamika interpersonal ini adalah kontributor utama untuk ruang kelas yang lebih tidak mengganggu—dan terganggu. Namun, faktor-faktor lain, seperti bahasa tubuh, dan dinamika kelompok yang lebih kecil, yang memungkinkan di lingkungan tradisional, tidak dapat dimanifestasikan secara alami di lingkungan jarak jauh.

Lingkungan Belajar Yang Lebih Adil?

 

Dalam banyak hal, ruang kelas jarak jauh menyediakan lingkungan belajar yang lebih adil bagi siswa yang rentan, dengan sejumlah manfaat seperti memotong biaya perjalanan dan persyaratan minimal alat tulis, namun masih jadi perdebatan pada apakah ruang kelas jarak jauh benar-benar memberikan siswa yang rentan akses yang lebih adil ke pendidikan. Sering kali guru dan lingkungan sekolah tradisional dapat menjadi penyelamat bagi siswa yang rentan, yang bergantung pada komunitas yang ditawarkan oleh sekolah untuk bertahan hidup dan berkembang melalui sistem pendidikan.

Bagi guru dan sekolah yang menginginkan perangkat lunak PDF yang mudah digunakan, jangan ragu untuk mendaftar uji coba gratis Smallpdf untuk Tim hari ini, atau hubungi kami untuk paket khusus, dan coba lebih dari 20 alat PDF yang akan membuat peralihan dari pembelajaran tradisional ke jarak jauh jadi lebih mudah.

Artikel diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Marcelina

Jennifer Rees
Jen
Penulis UX